Datta k.
041211233116
Evolusi Teori Organisasi
Alam semesta ini tercipta sebagai suatu sistem organisasi yang yang
sangat besar dan sangat teratur. Kerapian sisitem kehidupan dapat kita ketahui
mulai dari tingkat keseimbangan yang besar hingga pada tingkat keseimbangan
yang sekecil-kecilnya. Ruapanya melalui hal ini Tuhan mengajarkan kita untuk
membuat tatanan organisasi yang baik kepada manusia. Tuhan tahu bahwa, manusia
kelak akan hidup dalam perkembangan yang sangat pesat sehingga membutuhkan
teori organisasi yang baik. Ketika manusia sudah semakin maju dan banyak hal
yang harus diurus, tentu kebutuhan pokoknya dalah organisasi yang baik.
Peradaban manapun membutuhkan keteraturan, tidak bisa acak dan kacau.
Kekacauan adalah kerusakan, itu berarti sistem yang tidak berjalan dengan
semestinya. Dalam dunia yang semakin komplek, kebutuhan akan organisasi semakin
menetukan kemajuan. Banyaknya tantangan baru yang muncul dengan semakin luasnya
instrumen kehidupan, memberi manusia dorongan untuk mengelola segala sesuatunya
dengan suatu sisitem yang baik, maka teori organisasi pun mengalami
pertumbuhannya dari masa ke masa. Oleh sebab itu, mari kita pelajari tentang
evolusi teori organisasi berikut ini.
Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah
organisasi. Salah satu kajian teori organisasi, di antaranya membahas tentang
bagaimana sebuah organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan
misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang di dalamnya maupun lingkungan
kerja organisasi tersebut.
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh
Revolusi Inggris. Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep,
ikhtisar, tinjauan, dan pendapat yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah
organisasi agar mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan perkembangan yang dialaminya, teori organisasi selalu
mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori
organisasi bisa dibedakan ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi
klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan ke
dalam teori organisasi klasik atau disebut juga "teori tradisional"
atau "teori mesin". Pada masa ini, organisasi divisualisasikan
sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap-tiap bagian organisasi
tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi
terdiri atas empat unsur pokok, yakni sebagai berikut.
Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi.
Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu.
Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda.
Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi
bergantung pada kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori
organisasi klasik kemudian berkembang menjadi tiga aliran, yaitu teori
birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.
Teori Organisasi - Teori Neoklasik
Aliran teori organisasi Neoklasik muncul sebagai akibat dari
ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang
tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut dinilai sangat kaku dan
mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian
khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik
sebagai individu maupun kelompok kerja.
Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg, tertuang dalam
bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan
dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju
neoklasik.
Teori Organisasi - Teori Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai
belum memuaskan untuk tuntutan manajemen modern. Banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi
modern pada 1950.
Teori organisasi modern ini kemudian dikenal dengan nama "analisis
sistem" atau "teori terbuka" yang memandang organisasi sebagai
satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa perbedaan
mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut.
Teori organisasi klasik menitikberatkan pada analisis dan deskripsi,
sementara teori organisasi modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan
secara menyeluruh.
Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan
vertikal, sementara teori organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan
multidimensi.
Teori Organisasi di Indonesia
Berdasarkan teori organisasi yang elah dibeberkan di atas, kiranya ada
sedikit kesulitan untuk menentukan teori organisasi mana yang banyak dipakai di
Indonesia. Namun, secara kasat mana dapat penulis simpulkan bahwa
organisasi-organisasi di Indonesia saat ini banyak dipengaruhi oleh teori
organisasi modern.
Organisasi di Indonesia tidak menekankan analisis dan deskripsi
sendiri-sendiri. Selain itu, konsep dinamis, horizontal, dan multidemensi yang
ditunjukkan sebagian besar organisasi di Indonesia semakin memperkuat pandangan
penulis bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia lebih banyak
dipengaruhi oleh teori organisasi modern. Dan itulah yang kita alami sekarang.
Nah, itulah sekelumit gambaran mengenai perkembangan atau lebih tepatnya
evolusi teori organisasi yang terjadi mulai dari awal hingga keberadaannya saat
ini. Untuk mencapai kesejahteraan bersama antara karyawan dan perusahaan dan
organisasi, maka teori-teori tersebut bisa diaplikasikan. Semoga tulisan ini
bisa menambah pemahaman Anda mengenai teori-teori organisasi.
Dan semoga dengan semakin memahami masalah keorganisasian, kita kan
semakin baik dalam menata kehidupan. Itulah cara kita bersyukur kepada Tuhan
yang telah mengajarkan kita untuk pandai berpikir dan mengambil hikmah
organisasi yang telah dicontohkan oleh Tuhan di alam yang kita huni ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar