EVI NOVITA D.D.
041211232044
EVOLUSI TEORI ORGANISASI
Pendekatan-pendekatan awal terhadap Teori Organisasi, menganggap organisasi sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan, perhatian dipusatkan pada pencapaian efisiensi didalam fungsi-fungsi intern organisasi. Hal-hal yang menjadi kata kunci mereka dalam mengemukakan teori ini ialah : efisiensi, rasionalitas, kontrol, pertentangan antara pemilik dan tenaga kerja. Akhirnya, mereka mampu mengembangkan prinsip atau model universal yang dapat digunakan pada semua keadaan. Gambaran para teoretikus pada masa ini dikenal dengan Tipe 1 yang mana tokoh-tokohnya adalah F.W. Taylor, Henry fayol, Max Weber, dan Ralph Davis.
Kemudian Para Teoretikus Type 2, masih menganggap bahwa organisasi pada saat itu masih merupakan perspektif sistim tertutup, namun menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang beoperasi didalam organisasi. Organisasi tidak bekerja dengan mulus dan bukan merupakan mesin yang bekerja secara sempurna. Untuk memenuhui kebutuhan sosial para anggota organisasi, manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan yang formal dsb, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma, dan persahabatan informal. Para tokohnya adalah Elton Mayo, Chester Bernard, Douglas Mcgregor, Warren Bennis.
Kerasionalan kembali lagi. Pada tahun 1960-an dan awal 1970-an para teoretikus Tipe 3, melihat Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Mereka bekonsentrasi pada sasaran, teknologi, dan ketidak pastian lingkungan sebagai variable-variabel kontigensi utama yang menentukan struktur yang tepat yang seharusnya berlaku bagi organisasi. Para teoretikus Tipe 3, menyatakan bahwa struktur yang sesuai dengan variable-variabel kontigensi akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya, penerapan struktur yang salah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi. Para tokohnya adalah Herbert Simon, Katz dan Kahn, James Thompson, J. Woodward.
Para Teoretikus Tipe 4, kembali menggunakan Perspektif Sosial, namun dalam kerangka kerja sistim terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa struktur bukanlah merupakan usaha yang rasional dari para manajer yang menciptakan struktur yang paling efektif, tetapi merupakan hasil dari suatu pertarungan politis diantara koalisi-koalisi didalam organisasi untuk memperoleh Kontrol.
Struktur terbaik bagi sebuah organisasi adalah yang mendukung upaya kerja yang efektif dan meminimalkan kompleksitas. Struktur semacam ini akan efektif dan efisien.
Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dan setiap dimensi mempunyai perspektif yang saling bertentangan.
Dimensi Pertama merefleksikan bahwa organisasi itu adalah Sistem. Sebelum tahun 1960 an. Teori Organisasi cenderung didominasi oleh perspektif system tertutup. dipandang Organisasi-Organisasi pada dasarnya dipandang berdiri sendiri dan tertutup dari lingkungannya. Kemudian pada tahun 1960 baru teori organisasi menerima perspektif sistem terbuka. Analisis-analisis yang sebelumnya hanya berfokus pada karakteristik Intern Organisasi sekarang telah berubah menjadi pendekatan yang menekankan pentingnya organisasi memperhatikan peristiwa dan proses yang terjadi dilingkungan ektern.
Dimensi Kedua, berhubungan dengan hasil hasil akhir dari Struktur Organisasi. Hal ini bertentangan dengan Perspektif Rasional menyatakan bahwa Struktur Organisasi dirasakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan khusus secara efektif. Sebaliknya Perspektif Sosial menekankan bahwa Struktur adalah hasil utama dari kekuatan kekuatan yang saling bertentangan dari para pengikut organisasi. Yang mencari kekuasaan dan kendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar