Nama : Aghnia Rahmaniar Putri
NIM : 041211231020
S1 Manajemen
TEORI ORGANISASI
EVOLUSI TEORI ORGANISASI
Teori organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses evolusi. Selama beberapa decade, para akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang dan perspektif telah mengkaji dan menganilis organisasi-organisasi. Berbagai teori telah diperkenalkan, dievaluasi, dan diperbaiki dari waktu ke waktu; pandangan-pandangan baru cenderung mencerminkan keterbatasan teori-teori terdahulu. Jadi jika ingin memahami apa yang tengah berlangsung sekarang ini pada teori organisasi, anda perlu melihat ke belakang di sepanjang alur tempat teori itu berasal.
Teori organisasi modern dimulai dengan karya para teoretikus tipe 1. Mereka sangat menggantungkan diri pada prinsip-prinsip yang simplisistik dan universal dan mengembangkan model organisasi yang terlalu rasional dan mekanistis. Para teoretikus tipe 2 sampai pada tingkat tertentu, mewakili pandangan tandingan terhadap pandangan rasional-mekanistis tersebut. Focus kemudian menjauh dari pembagian kerja dan kekuasaan yang disentralisasi ke arah organisasi yang demokratis. Faktor manusiawi, yang cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang “biasa” yang dapat diramalkan oleh para teoritikus tipe 1, menjadi yang paling utama, sebagai inti dari teori organisasi pada tahun-tahun antara 1930 dan 1960.
Keadaan teori organisasi dewasa ini lebih mencerminkan kontribusi para teoretikus tipe 3 dan 4. Para pendukung pandangan contingency mengambil alih pandangan yang diberikan oleh para teoretikus sebelumnya dan menyusunnya kembali ke dalam konteks situasional. Pandangan contingency, selain menggarisbawahi penegasan bahwa tidak ada “cara yang terbaik”, telah membuat langkah yang cukup berarti dalam mengidentifikasi variabel-variabel contingency yang paling penting untuk menentukan struktur yang tepat. Perspektif politis yang diambil oleh para teoretikus tipe 4, yang membangun atas dasar pengetahuan kita tentang pengambilan keputusan berdasarkan perilaku dan ilmu politik, telah meningkatkan kemampuan kita dengan cukup berarti untuk menjelaskan fenomena-fenomena organisasi yang terlewatkan oleh asumsi rasional para pendukung contingency.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar