Sabtu, 08 Maret 2014

TEORI ORGANISASI
Tugas Resume






Oleh:
Ni Putu Nina Aristina
041211233109
Kelas J








DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014 EVOLUSI TEORI ORGANISASI


Berbagai macam teori tentang organisasi yang ada saat ini merupakan perkembangan dari teori-teori sebelumnya yang membentuk suatu evolusi sehingga teori-teori yang telah ada tersebut dievaluasi dan diperbaiki dari waktu ke waktu.
Dalam evolusi organisasi kontemporer, terdapat empat periode waktu evolusi seperti yang dikutip dari Theoritical Perspectives karangan Meyer.
KERANGKA WAKTU
1900-1930
1930-1960
1960-1975
1975-?
Perspektif system
Tertutup
Tertutup
Terbuka
Terbuka
Perspektif tujuan
Rasional
Sosial
Rasional
Sosial
Tema utama
Efisiensi mekanis
Orang dan hubungan manusia
Desain-desain kontigensi
Kekuasaan dan politik
Klasifikasi Teoretis
Tipe 1
Tipe 2
Tipe 3
Tipe 4


Teoritikus Tipe 1
Teoritikus tipe 1 yang disebut pula sebagai aliran klasik, berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu system tertutup untuk mencapai tujuan dengan efisien. Menurut Frederick Taylor terdapat empat prinsip scientific management yang dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
  • Penggantian metode kira-kira untuk menentukan setiap elemen dari pekerjaan seorang pekerja yang ditentukan secara ilmiah
  • Seleksi dan pelatihan para pekerja secara ilmiah
  • Kerjasama antara manajemen dan buruh untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan metode ilmiah
  • Pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara manajer dan para pekerja, sebagai perencana dan pelaksana.
Berbeda dengan Taylor yang mencetuskan ide berdasarkan penelitian ilmiah, Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip yang didasarkan pada pengalamannya sebagai praktisi eksekutiif, yaitu:
  1. Pembagian kerja. Spesialisasi menambah hasil kerja dengan cara membuat para pekerja lebih efisien
  2. Wewenang. Wewenang seorang manajer harus seimbang dengan tanggung jawabnya
  3. Disiplin. Para pegawai harus mentaati peraturan yang berlaku dalam organisasi
  4. Kesatuan komando. Setiap pegawai hanya menerima perintah dari seorang atasan
  5. Kesatuan arah. Setiap kelompok organisasi yang mempunyai tujuan sama harus menggunakan sebuah rencana
  6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi
  7. Remunerasi. Para pekerja harus dibayar sesuai dengan jasa yang mereka berikan
  8. Sentralisasi. Sejauh mana bawahan terlibat dalam pengambilan keputusan
  9. Rantai scalar. Garis wewenang dari manajemen puncak sampai ke tingkat yang paling rendah merupakan rantai scalar
  10. Tata tertib. Orang dan bahan harus ditempatkan pada tempat dan waktu yang tepat
  11. Keadilan. Para manajer harus selalu baik dan jujur kepada bawahan
  12. Stabilitas masa kerja pegawai. Meminimalisasi terjadinya turnover pegawai
  13. Inisiatif. Pegawai yang diizinkan dan melaksanakan rencana-rencana akan berusaha keras
  14. Esprit de corps. Mendorong membangun keselarasan dan persatuan dalam organisasi


Max weber juga turut memberikan kontribusi mengenai struktur ideal organisasi yang meliputi pembagian kerja, hierarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan atas hubungan pribadi yang disebut dengan birokrasi.
Teoritikus tipe 1 yang terakhir adalah Ralph Davis yang memperkenalkan perspektif perencanaan rasional yang mengatakan bahwa struktur merupakan hasil logis dari tujuan-tujuan organisasi. (Robbins:41)


Teoritikus Tipe 2
Perspektif tujuan dari tipe 2 ini lebih mengarah ke hal-hal yang bersifat social seperti hubungan manusia. Para teoritikus tipe ini memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas maupun manusia dan lebih menitikberatkan pada sisi manusianya.
Terdapat beberapa teoritikus tipe 2 yaitu Elton Mayo, Chester Bernard, Douglas McGregor, dan Warren Bennis.
  1. Studi yang dilakukan Elton Mayo menunjukkan bahwa, tingkat insentif yang diberikan kepada pegawai tidak terlalu menentukan output yang dihasillkan dibandingkan dengan tekanan yang dialami di tempat kerja, penerimaan kelompok dan rasa aman. Maka, dapat disimpulkan bahwa norma social kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
  2. Chester Bernard mengemukakan sebuah gagasan bahwa organisasi merupakan sebuah system kerjasama. Ia memperkenalkan peran dari organisasi infornal kedalam teori organisasi dan mengusulkan agar para manajer memperlancar komunikasi dan mendorong bawahan agar berusaha dengan lebih keras.
  3. Dalam thesis yang dibuat oleh Douglas Mcgregor, terdapat dua pandangan tentang manusia yaitu pada dasarnya negative atau dikenal dengan teori X dan pada dasarnya positif disebut teori Y. Implikasi menunjukkan bahwa teori Y lebih disukai untuk memotivasi karyawan  dan membimbing para manajer untuk merancang organisasi.
  4. Warren Bennis mengatakan bahwa pengambilan keputusan pada birokrasi yang disentralisasi, kepatuhan kepada wewenang, serta pembagian kerja yang sempit diganti dengan struktur yang didesentralisasi dan demokratis.


Teoritikus Tipe 3


  1. Herbert simon menyatakan bahwa teori organisasi perlu melebihi prinsip yang dangkal. Prinsip tipe 1 harus mengalah pada pendekatan kontigensi karena kebanyakan prinsip klasik tidak lebih dari pepatah saja dan banyak yang saling bertentangan.
  2. Menurut Daniel Katz dan Robert Kahn, organisasi perlu untuk memberlakukan system terbuka agar organisasi tersebut dapat lebih mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang terus berubah untuk dapat bertahan.
  3. Seiring dengan perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi mengambil peranan dalam berbagai hal termasuk menentukan struktur yang sesuai bagi sebuah organisasi.
  4. Ukuran organisasi juga merupakan factor penting yang mempengaruhi struktur selain lingkungan dan teknologi.  Hal ini dikemukakan oleh para peneliti dari kelompok Aston.


Teoritikus Tipe 4
    Pendekatan yang paling baru mengenai teori organisasi merupakan tipe 4 yang lebih berfokus pada hal-hal politik. March dan Simon berpendapat bahwa pengambil keputusan biasanya memilih alternative yang memuaskan bukan yang optimal, serta mengakui keterbatasan rasionalitas dan mengakui keberadaan tujuan yang saling bertentangan.
Karya dari March dan Simon menjadi dasar Pfeffer yang mengusulkan agar kendali di dalam organisasi menjadi tujuan daripada hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan yang rasional.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar