Selvi Safitri Hermawati - 041211231041 - kelas J
DEFINISI
Teknologi merujuk padainformasi, peralatan, teknik, dan proses yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi. Teknologi dapat diterapkan pada semua organisasi.
TIGA TIPOLOGI
- KONTRIBUSI WOODWARD
Penelitian yang dilakukan oleh Woodward berfokus pada teknologi produksi,dia telah memilih kurang lebih 100 perusahaan manufaktur di Inggris selatan. Besaran perusahaan tersebut berbeda, ada yang memiliki kurang dari dua ratus lima puluh pegawai sampai lebih dari seribu pegawai. Ia mengumpulkan data yang memungkinkannya menghitung berbagai cara mengukur struktur: jumlah tingkat hierarki dan sebagainya. Ia juga mengumpulan data financial dari setiap perusahaan (keuntungan, penjualan, pangsapasar, dansebagainya) yang member kesempatan –kesempatan kepadanya untuk mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai di atas rata-rata, atau di bawah rata-rata dalam hubungannya dengan keberhasilan atau keefektifan organisasi. Ia ingin mencari adakah korelasi antara bentuk sruktural dengan keefektifan. Hipotesisnya diambil dari petunjuk klasik adalah terdapat bentuk optimum mengenai struktur organisasi yang menimbulkan keefektifan organisasi.
Hasil penelitian Woodward menemukan bahwa terdapat :
(1) hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan.
(2)keefektifan organisasi ada kaitannya dengan “kesesuaian” antara teknologi dan struktur.
Misalnya tingkatan diferensiasi vertical meningkat dengan adanya kompleksitas teknis.Tingkat median bagi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass, process adalah 3, 4, dan 6.Temuan Woodward didukungoleh Edward Harvey, ia berasumsi bahwa teknologi yang lebih khusus memberikan lebih sedikit masalah yang membutuhkan pemecahan baru, atau yang inovatif dibandingkan teknologi yang tersebar atau yang kompleks.Harvey membagi organisasi industry menjadi technically diffuse (miripproduksi unit) technically intermediate (mirip mass-production) technically specific (mirip process production).
- KONTRIBUSI PERROW
Perrow lebih memperhatikan teknologi pengetahuan dari pada teknologi produksi, ia mendifinisikan teknologi sebagai “tindakan yang dilakukan seorang individu terhadap sebuah objek, dengan atau tanpa bantuan alat atau perlengakapan mekanis, untuk membuat perubahan tertentu pada objek tertentu”. Ia memperkirakan 2 dimensi dasar dari teknologi pengetahuan yaitu:
(1) task variability pengecualian tersebut sedikit jika pekerjaan itu mempunyai tingkat rutinitas yang tinggi contoh tukang cat
(2) problem analyzability Menilai jenis prosedur pencarian yang diikuti untuk mendapatkan metode yang berguna agar dapat memberikan respon secara memadai terhadap pengecualian tugas berkisar antara well define (keputusan berdasarkan pertimbangan formal) dan ill define ( pertimbangan yang belum pernah diambil sebelumnya). Perrow menyatakanbah wametode control dan koordinasi harus bervariasi sesuai dengan jenis teknologi, makin rutin teknologinya makin tinggi organisasi tersebut disruktur. Sebaliknya teknologi non-rutin membutuhkan fleksibilitas struktural yang lebih besar. Iamembagi 4 klasifikasi teknologi yaitu:
- Routine dengan formalisasi yang tinggi, sentralisasi tinggi, rentang kendali lebar, kordinasi dan control dilakukan dengan perencanaan dan peraturan yang kaku.
- Engineering dengan formalisasi yang rendah, sentralisasi tinggi, rentang kendali moderat, kordinasi dan control dengan rapat dan laporan.
- Craft dengan formalisasi yang moderat, sentralisasi rendah, rentang kendali moderat-lebar, kordinasi&control dengan rapat dan pelatihan
- Non routine dengan formalisasi yang rendah, sentralisasi rendah, rentang kendali moderat-sempit, kordinasi&control dengan rapat kelompok dan norma.
- KONTRIBUSI THOMPSON
Thomson ingin menunjukkan bahwa teknologi menentukan pemilihan strategi untuk mengurangi ketidakpastian dan bahwa pengaturan struktur yang spesifik dapat membantu dikuranginya ketidakpastian.
Thomson membagi teknologi menjadi 3 yaitu:
- long-linked technology yang mempunyai cirri saling ketergantungan sekuensial dan kompleksitas serta formalisasi yang moderat.
- Mediating technologi yang mempunyai cirri saling ketergantungan antar kelompok dan kompleksitas rendah serta formalisasi tinggi
- Intensive technologi yang mempunyai cirri saling ketergantungan resiprokal dan kompleksitas tinggi serta formalisasi rendah.
Data mengenai Thomson yang dapat menilai ramalan kurang lengkap. Thomson bukan mengukur hubungan teknologi-struktur melainkan hubungan teknologi-keefektifanorganisasi.
HUBUNGAN TEKNOLOGI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Woodward menemukan bahwa hubungan yang jelas antara klasifikasi teknologi tersebut dan struktur selanjutnya dari perusahaan keefektifan organisasi ada kaitannya dengan kesesuaian antara teknologi dan struktur. Misalnya, tingkatan diferensiasi vertikal meningkat dengan adanya kompleksitas teknis. Tingkat median begi perusahaan yang berada pada kategori unit, mass dan process adalah tiga, empat dan enam. Yang lebih penting dilihat dari sudut keefektifan, perusahaan yang berada pada tingkat di atas rata-rata pada setiap kategori cenderung untuk mengelompok di sekitar median dari kelompok produksi mereka.
Woodward juga mengemukakan bahwa komponen administratif berubah secara langsung berdasarka jenis teknologi, artinya, jika kompleksitas teknologi meningkat, maka demikian juga halnya dengan proporsi personalia administratif dan pendukungnya. Tetapi tidak semua hubungan tersebut bersifat linear. Misalnya, perusahaan dalam kategori mass production mempunyai proporsi pegawai terampil paling kecil dan perusahaan tersebut umumnya mempunyai kompleksitas dan formalisasi yang tinggi, sedangkan perusahaan unit dan proses cenderung mempunyai tingkat dimensi struktural yang rendah.
Menurut Woodward, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur organisasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
- Semakin kompleks teknoklogi semakin besar jumlah manejer dan tingkatan manajemen. Dengan kata lain teknologi yang akan kompleks menyebabkan struktur organisasi berbentuk “tall”dan memerlukan derajat supervise dan koordinasi yang lebih besar.
- Rentang manajemen para manajer lini pertama meningkatkan dari produksi unit ke massa dan kemudian turun dari produksi massa ke proses. Para karyawan tingkatan bawah dalam perusahaan-perusahaan produksi unit dan proses cenderung melakukan perkerjaan yang memerlukan ketrampilan tinggi.
- Semakin tinggi kompleksitas tekhnologi perusahan, semakin besar jumlah staf administratif dan klerikal. Semakin besar jumlah para manajer dalam perusahaan yang kompleks secara teknologis memerlukan jasa-jasa pendukung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar