Minggu, 23 Maret 2014

A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan wewenangnya tersebut.


Dimensi Struktur Organisasi
Kompleksitas 
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah organisasi.
 
Diferensiasi
Diferensiasi horisontal
Diferensiasi horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mer eka laksanakan, dan tingkat pendidikan
serta pelatihannya.
Diferensiasi vertikal
Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat, demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat yang paling rendah, maka makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor, pabrik, dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis. Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.
Formalisasi 
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaiman suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk mempertimbangkan aternatif.


Sentralisasi
Sentralisasi adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang dimiliki seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi.
Dalam kasus-kasus tertentu, ahli organisasi menggunakan pengukuran-pengukuran untuk  menjelaskan dimensi-dimensi dalam organisasi, diantaranya adalah :
  1. Ukuran : jumlah anggota dalam organisasi.
  2. Komponen administratif : persentase total jumlah anggota yang menjalankan tugas tanggung jawab administratif.
  3. Rentang kendali : jumlah bawahan yang menjadi yanggung jawab seorang manajer.
  4. Spesialisasi : jumlah kekhususan yang dilakukan dalam organisasi.
  5. Standardiasai : adanya prosedur-prosedur untuk mengatur peristiwa yang berulang.
  6. Formalisasi : sejauh mana aturan-aturan dan komunikasi yang dilakukan secara tertulis.
  7. Sentralisasi : konsentrasi wewenang pengambilan keputusan.
  8. Kompleksitas : jumlah diferensiasi vertikal, jumlah unit atau departemen.
  9. Delegasi wewenang : rasio antara jumlah keputusan manajerial spesifik yang didelegasikan pucuk pimpinan, dan jumlah yang diputuskan sendiri.
  10. Integrasi : kualitas kerja sama diantara unit-unit yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan, atau rencana-rencana dan umpan balik yang digunakan untuk mengkoordinasikan unit-unit.
  11. Diferensiasi : jumlah fungsi-fungsi khusus yang dijalankan dalam organisasi, atau perbedaan dalam orientasi kognitif dan emosional diantara pada menejer dari departemen yang berbeda.
B. Pilihan Desain Organisasi
Desain Organisasi
Kekuatan
Kelemahan
Penggunaan
Struktur Sederhana
  • Sederhana, fleksibel, kurang membutuhkan biaya untuk pemeliharaannya
  • Tidak terdapat lapisan dari struktur yang rumit
  • Pertanggungjawabannya jelas
  • Ketidakpastian tujuan rendah karena anggota dengan mudah mengidentifikasikan diri dengan cepat dengan misi organisasi
  • Cukup mudah melihat bagaimana tindakan seseorang memberi sumbangan bagi tujuan organisasi

  • Penggunaannya yang terbatas, karena jika dihadapkan pada besaran yang bertambah ia tidak dapat memenuhi kebutuhan
  • Mengkonsentrasikan kekuasaan di tangan satu orang
  • Jarang memberi kekuatan tandingan sehingga mudah sekali mengalah pada penyalahgunaan kekuasaan yang berkuasa
  • Sangat tergantung kepada satu orang individu/pimpinan

  • Bila organisasi kecil atau masih dalam tahap awal pengembangan
  • Jika lingkungan sederhana dan dinamik
  • Jika organisasi menghadapi krisis
  • Jika pimpinan adalah pemilik
  • Pimpinan diserahi kekuasaan oleh bawahannya

Birokrasi Mesin
  • Kemampuannya melakukan aktivitas yang terstandarisasi dengan cara yang sangat efisien
  • Meminimalkan duplikasi dari personalia dan peralatan, serta pegawai puas dan senang karena berpluang berbicara dengan bahasa yang sama.
  • Dapat dijalankan oleh pimpinan ditingkat menengah dan bawah yang kurang berbakat, sehingga lebih murah
  • Penyerapan dari aturan menggantikan kebijaksanaan dari pimpinan.
  • Kegiatan yang terstandarisasi serta formalitas yang tinggi memberi kesempatan kepada pengambilan keputusan yang tersentralisasi. Karenanya tidak dibutuhkan pengambilan keputusan yang inovatif dan yang berpengalaman di bawah tingkat pimpinan paling atas

  • Spesialisasi menciptakan konflik pada sub-sub unit
  • Tujuan sub unit dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi
  • Jika timbul masalah yang tidak secara tepat sesuai dengan peraturan, tidak ada tempat untuk melakukan modifikasi
  • Ia hanya efisien selama pegawai menghadapi masalah yang pernah mereka jumpai sebelumnya dan keputusan yang terprogram telah ditentukan

Efisien untuk organisasi dengan ukuran besar, lingkungan yang stabil dan sederhana, dan teknologi yang terdiri dari pekerjaan rutin yang dapat distandarisasi

Birokrasi Profesional
  • Dapat mengerjakan tugas yang terspesialisasi (membutuhkan keterampilan profesional yang sangat terlatih) dengan efisiensi yangrelatif sama seperti yang terdapat di dalam birokrasi mesin

  • Ada kecenderungan berkembang konflik antara sub unit
  • Fungsi-fungsi profesional mencoba mengejar tujuan sempit mereka, sering membuat kepentingan fungsi lain dan organisasi tampak menjadi tidak penting
  • Spesialis pada birokrasi profesional bersifat tertekan oleh tekadnya untuk mengikuti peraturan. Hanya saja peraturan tersebut dibuat oleh para profesional itu sendiri dan ini merupakan hambatan terhadap efektivitas organisasi bila standar tersebut sangat kaku dan tidak dapat disesuaikan dengan kondisi yang unik atau berubah

  • Cocok bagi organisasi dengan ukuran yang besar, lingkungan stabil dan kompleks, serta teknologi rutin yang dinternalkan melalui profesionalisasi
  • Oparting core organisasi didominasi oleh profesional yang terampil dan telah menghayati prosedur yang sukar utuk dipelajari namun didefinisikan dengan baik.
  • Lingkungan yang kompleks dan stabil berarti organisasi membutuhkan penggunaan keterampilan yang sukar tetapi harus ada kestabilan sehingga keterampilan tersebut dapat didefinisikan dengan baik dan distandarisasi

Struktur Divisional
  • Menempatkan tanggungjawab penuh bagi sebuah produk atau layanan di tangan seorang pimpina divisi
  • Membebaskan staf kantor pusat dari perhatinnya mengenai rincian kegiatan sehari-hari sehingga mereka dapat lebih memberi perhatian kepada masalah jangka panjang
  • Divisi yang otonom dapat menjadi alat pelatihan dan pengembangan yang baik bagi pimpinan
  • Unit otonomnya dapat dipotong dengan dampak minimal terhadap seluruh organisasi

  • Duplikasi kegiatan dan sumberdaya
  • Kecenderungan dari bentuk dividional tersebut yang dapat mendorong terjadinya konflik. Desain struktural hanya memberi sedikit insentif bagi terbentuknya kerjasama diantara dividi
  • Menimbulkan masalah koordinasi

  • Tergantung keanekaragaman produk atau layanan yang diberikan
  • Karena faktor kontigensi yaitu besaran, teknologi, dan lingkungan
  • Cocok untuk lingkungan yang lebih sederhana ketimbang kompleks dan lebih stabil ketimbang dinamis

Birokrasi dan Adhokrasi
  • Tidak ada jangka waktu yang ketat bagi keberadaannya
  • Peran yang dilaksanakan dalam tim dapat dipertukarkan, dan bergantung pada sifat dan kompleksitas dari tugas tersebut
  • Kelompok tersebut dapat dibagi ke dalam unit-unit, dan masing-masing bertanggungjawab atas berbagai segi dari pekerjaan yang harus dilaksanakan
  • Kemampuannya cepat menanggapi perubahan serta inovasi dan memungkinkan koordinasi dari berbagai spesialis.
  • Adhokrasi lebaih tepat digunakan bila ingin beradaptasi dan kreatif, spesialis berbagai disiplin dibutuhkan untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, jika tugas-tugasnya bersifat teknis, tidak terprogram, terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang

  • Tidak mempunyai hirarkhi yang mantap
  • Tidak ada departemen yang permanen
  • Tidak mempunyai peraturan yang diformalisasi
  • Tidak terdapat prosedur standar untuk menghadapi masalah rutin
  • Dicirikan oleh deferensiasi horisontal yang tinggi karena diisi oleh profesional dengan tingkat kehalian yang tingi
  • Diferensiasi vertikal yang rendah karena tingkatan administrasi yang banyak akan membatasi kemampuan organisasi untuk melakukan penyesuaian.

  • Pengawasna yang rendah karena profesional telah menghayati prilaku yang diinginkan manajemen.
  • Formalisasi yang rendah, desentralisasi, fleksibilitas dan daya tanggap yang tinggi
  • Teknostrulturnya hampir tidak ada,karena pimpinan tingkat menengah, staf pendukung, serta operating corenya semuanya profesional

Sumber
Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi Edisi 3 , Stephen Robbins
ocw.usu.ac.id/course/.../12_struktur_organisasi.pdf‎ diakses tanggal 22 Maret 2014 pukul 16.00
Ninditya Nareswari
041211233160

Tidak ada komentar:

Posting Komentar