Nama : Audita Kurnianingrum
NIM : 041211231067
Kelas : Teori Organisasi
RESUME DIMENSI-DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI DAN
BEBERAPA PILIHAN DESAIN ORGANISASI
Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Kompleksitas menjadi penting karena semakin meningkat kompleksitas, maka tuntutan terhadap manajemen untuk memastikan bahwa aktivitas didiferensiasi dan disebar juag meningkat. Arti kompleksitas bagi para manajer adalah bahwa ia menciptakan permintaan dan kebutuhan yang berbeda-beda dari waktu manajer.
- Diferensiasi horisontal mempertimbangkan pemisahan horisontal di antara unit-unit. Bukti paling nyata pada organisasi yang menekankan diferensiasi horisontal adalah spesialisasi dan departementalisasi. Spesialisasi merujuk pada pengelompokan aktivitas tertenu yang dilakukan satu individu. Departementalisasi adalah cara organisasi secara khas mengkoordinasikan aktivitas yang telah didiferensiasi secara horisontal.
- Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Organisasi dapat berbentuk tinggi dengan banyak lapisan hierarki, atau mendatar dengan sedikit tingkatan yang ditentukan oleh rentang kendali. Rentang kendali menetapkan jumlah bawahan yang dapat diatur dengan efektif oleh seorang manajer. Jika rentang kendali lebar, maka manajer mempunyai banyak bawahan. Jika sempit, manajer mempunyai sedikit bawahan.
- Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis dan sebagai perluasan dari dimensi dan diferensiasi horisontal dan vertikal.
Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu distandardisasikan dan sebagai suatu ukuran tentang standardisasi. Jika diartikan secara eksplisit maka formalisasi harus dilakukan secara tertulis atau dengan kata lain formalisasi adalah atura tertulis organisasi. Formalisasi berlaku pada pekerjaan terampil dan dalam tingkatan organisasi dan departemen fungsional. Organisasi mmenggunakan formalisasi karena keuntungan yang diperoleh dari pengaturan perilaku para pegawai.standardisasi perilaku akan mengurangi keanekaragaman dan juga mendorong koordinasi.
Teknik-teknik formalisasi
- Seleksi. Organisasi memilih pegawainya bukan secara acak namun diproses melalui sejumlah rintangan seperti melengkapi formulir lamaran, tes kepegawaian, wawancara, dan penyelidikan latar belakang.
- Persyaratan peran. Para individu di dalam organisasi mempunyai peran.
- Peraturan, prosedur, dan kebijaksanaan
- Peraturan merupakan pernyataan eksplisit yang ditujukan kepada seseorang pegawai tentang apa yang harus dilakukan atau larangan, menetapkan pola perilaku tertentu dan sppesifik yang disyaratkan.
- Prosedur adalah rangkaian langkah yang saling berhubungan satu sama lain secara sekuensial yang diikuti pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Ditetapkan untuk memastikan terjadinya standardisasi proses kerja.
- Kebijaksanaan adalah pedoman yang menetapkan hambatan terhadap pengambilan keputusan yang dibuat oleh para pegawai. Memberi kebebasan yang lebih besar dibandingkan peraturan dan memberikan kesempatan kepada pegawai untuk menggunakan keleluasaan yang terbatas dan tidak menetapkan prilaku khusus dari pegawai.
- Pelatihan. Bertujuan untuk memasukkan perilaku dan sikap kerja yang diinginkan kepada para pegawai.
- Ritual. Sebagai teknik formalisasi terhadap para anggota yang diprkirakan akan mempunyai dampak yang kuat dan lama terhadap organisasi.
Sentralisasi
Sentralisasi merujuk pada tingkat di mana pengambilan keputusan dikonsentrasiakn pada suatu titik tunggal di dalam organisasi. Konsentrasi yang rendah menunjukkan sentralisasi yang rendah (desentralisasi). Sentralisasi memperhatikan penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan dalamorganisasi, bukan penyebaran secara geografis.
1.Sruktur Sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
2.Birokrasi mesin
Birokrasi mesin ini mempunyai tugas operasi rutin yang sangat tinggi, peraturan yang sangat diformalisasi, tugas yang dikelomokkan ke dalam departemen-departemen fungsional, wewenang yang disentralisasi, pengambilan kepeutusan yang mengikuti rantai komando dan sebuah struktur administrasi yang rumit dengan perbedaan tajam antara aktivitas lini dan staf.
Kekuatan utama dari birokrasi mesin terletak pada kemampuannya untuk melakukan aktivitas yang distandarisasi dengan cara sangat efisien. Intinya kelebihan dari birokrasi mesin ini adalah kegiatan yang distandarisasi, bersama-sama dengan formalisasi yang tinggi, memberi kesempatan agar pengambilan keputusan desentralisasi. Kelemahan utama dari birokrasi mesin ini adalah disaat kita menghadapi orang-orang yang berada dibawah naungan organisasi tersebut, perhatian yang berlebihan dalam mengikuti peraturan. Tidak adanya tempat untuk modifikasi apabila terjadi suatu masalah. Birokrasi mesin hanya makna efisiensi selama para pegawai menghadapi masalah yang pernah mereka jumpai sebelumnya dan keputusan yang terprogram telah ditentukan.
3.Birokrasi Profesional
Kekuatan desain ini terletak pada operating core karena desain ini mempunyai kemampuan kritis yang dibutuhkan organisasi dan mempunyai otonomi yang diberikan melalui disentralisasi untuk menerapkan keahlian mereka. Satu-satunya bagian birokrasi professional yang terinci secara penuh adalah staf pendukung namun aktivitas mereka difokuskan untuk melayani operating core.
4.Struktur Divisional
Kekuasaan dalam struktur divisional terletak pada manajemen menengah. Alasanya bahwa struktur divisional tersebut sebetulnya adalah sejumlah unit yang otonom, masing-masing secara khas adalah birokrasi mesin yang dikoordinasi secara terpusat oleh sebuah kantor pusat. Karena divisi tersebut berdiri sendiri, ia memberi kepada manajemen menengah (para manajer divisi) control yang cukup besar.
5. Birokrasi & Adhocracy
Model birokrasi pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber. Model birokrasi dari Weber lebih menggambarkan hipotesis daripada kejadian nyata yang trestruktur. Menurut Weber, karakteristik dari birokrasi seperti ini:
a. Pembagian kerja
b. Hierarki kewenangan yang jelas
c. Formalisasi yang tinggi
d. Bersifat tidak pribadi (impersonal)
e. Pengambilan keputusan mengenai penempatan pegawai yang didasarkan atas kemampuan
f. Jejak karir bagi pegawai
g. Kehidupan organisasi yang dipisahkan dengan jelas dari kehidupan pegawai.
Adhokrasi adalah system yang berubah dengan cepat, adaptif, biasanya hanya berlaku sementara dan dikoordinasikan disekitar masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok atau yang relative tidak saling kenal dan mempunyai berbagai keterampilan professional. Adhokrasi merupakan alat yang sangat baik untuk menjawab perubahan, membantu inovasi, dan mengkoordinasikan spesialis yang beraneka ragam. Adhokrasi dicirikan oleh diferensiasi horizontal, yang tinggi, diferensiasi vertical yang rendah, formalisasi yang rendah, desentralisasi, fleksibelitas dan daya tanggap yang tinggi (Robbins, 1994: 329). Dalam pengambilan keputusan pada adhokrasi yaitu dientralisasi, hal ini perlu kecepatan dan fleksibelitas dank karena manajemen senior tidak dapat diharapkan memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk membuat semua keputusan. Jadi adhokrasi bergantung pada tim desentralisasi yang terdiri dari para professional untuk mengambil keputusan. Adhokrasi mempunyai sedikit standarisasi atau formalisasim karena manajer tingkat menengah, staf pendukung, serta operatives secara khas semuanya adalah professional, perbedaan tradisional antara supervisor dan pegawai serta garis dan staf menjadi tidak jelas. Teknologi pada suatu adhokrasi bersifat non rutin. Teknologi tersebut akan mempunyai sedikit formalisasi, menyandarkan diri pada keahlian para professional untuk memberikan tanggapan yang tepat selain itu teknologi tersebut akan bersifat kompleks dalam arti akan menarik kepandaian dari berbagai bidang keahlian pada hal ini, pada gilirannya, membutuhkan koordinasi dan integrasi dari kepandaian yang dispesialisasi dan heterogen, adhokrasi merupakan mekanisme yang lebih disukai untuk mempermudah integrasi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar