Yunita Dwi Setiowati
041211231068
Kelas J
- Pendekatan Pencapaian Tujuan
Sebuah organisasi diciptakan untuk mencapai satu tujuan atau lebih yang telah ditetapkan sebelumnya. Keefektifan sebuah organisasi harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan. Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsikan bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan.
Organisasi harus mempunyai tujuan-tujuan akhir. Tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti. Tujuan-tujuan tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola. Harus adda konsensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut. Kemajuan ke arah tujuan tersebut harus dapat diukur.
Para pengambil keputusan utama adalah kelompok yang akan mengupayakan tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Perlu diukur untuk melihat seberapa jauh tujuan-tujuan tersebut telah dicapai. MBO (management by objectives) adalah falsafah manajemen yang menilai keefektifan sebuah organisasi serta para anggotanya dengan cara melihat seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan khusus. Tujuan yang berbeda-beda:
- Untuk para pemegang saham
- Untuk para pelanggan
- Untuk para pegawai
- Utuk masyarakat umum
- Untuk manajemen tersebut
- Pendekatan Sistem
Organisasi dalam suatu kerangka kerja sistem. Organisasi memperoleh masukan, melakukan proses transformasi, dan menghasilkan keluaran atau output. Pencapaian tujuan merupakan ukuran yang tidak sempurna. Organisasi juga harus dinilai berdasarkan kemampuannya untuk memperoleh masukan, memproses masukan tersebut, menyalurkan keluarannya, dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan.
Dalam pendekatan sistem, tujuan akhir tidak diabaikan namun hanya dipandang sebagai satu elemen yang dalam kumpulan kriteria yang lebih kompleks. Sistem menekankan kelangsungan hidup jangka panjang. Jika salah satu sebagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negatif terhadap pada performa keseluruhan sistem.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Kemungkinan besar tidak akan membuat keputusan yang menukar kesejahteraan jangka panjang dan kelangsungan hidup dengan membuat mereka tampak sehat dalam jangka pendek. Keunggulan adalah kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samar atau tidak dapat diukur.
- Pendekatan Konstituensi Strategis
Organisasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan organisasi tersebut yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. Pandangan konstituensi strategis tidak memperhatikan semua lingkungan organisasi. Hanya memenuhi tuntutan dari hal-hal lingkungan yang dapat mengancam kelangsungan hidup organisasi. Organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Organisasi mempunyai sejumlah konstituensi dengan berbagai tingkat kekuasaan, yang masing-masing mencoba untuk memenuhi kebutuhannya.
Pendekatan konstituensi strategis mengasumsikan bahwa para manajer mengejar sejumlah tujuan dan bahwa tujuan yang dipilih mewakili respon terhadap kelompok-kelompok yang berkepentingan yang mengendalikan sumber daya yang dibutuhkan organisasi untuk kelangsungan hidupnya. Tugas untuk memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar mudah untuk diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan. Karena lingkungan berubah dengan cepat, apa yang kemarin kritis bagi organisasi mungkin tidak lagi untuk hari ini. Mengidentifikasikan harapan yang dianut oleh konstituensi strategis mengenai organisasi menimbulkan masalah. Para manajer mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah kelompok yang kekuasaanya dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi secara nyata.
- Pendekatan Nilai-Nilai Bersaing
Yang mendasari pendekatan niali-nilai bersaing adalah bahwa kriteria yang anda nilai dan gunakan dalam menilai keefektifan organisasi tergantung kepada siapa sebenarnya organisasi tersebut dan organisasi tersebut wakili. Tidak ada tujuan tunggal yang dapat disetujui oleh semua orang dan juga tidak ada konsensus yang menetapkan tujuan mana yang harus didahulukan dari yang lainnya.
Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi. Nilai- nilai bersaing membuat pendekatan ini lebih baik dalam menilai presepsi dari konstituensi mengenai seberapa baik organisasi itu mengerjakan berbagai kriteria dari pada menjelaskan kriteria mana yang ditekankan konstituensinya.
Nilai-nilai bersaing mengakui bahwa kriteria majemuk dan kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan mendasari setiap usaha dalam menentukan dan menilai. Pendekatan nilai-nilai bersaing dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi kecocokan dari berbagai kriteria konstituensi yang berbeda-beda serta daur hidup yang berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar