Nama: Afidah Arofah
Nim: 041211233150
Kelas: J/ S1 Manajemen
Keefektifan Organisasi
Organisasi
terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok. Karena itu
keefektifan organisasi terdiri dari keefektifan individu dan kelompok.
Namun demikian, keefektifan organisasi
adalah lebih banyak dari jumlah keefektifan individu dan kelompok;
lewat pengaruh sinergi (kerja sama), organisasi mampu mendapatkan hasil
karya yang lebih tinggi tingkatnya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap
bagiannya.
Sebenarnya, alasan bagi organisasi sebagai alat untuk melaksanakan
pekerjaan masyarakat adalah bahwa organisasi itu dapat melakukan
pekerjaan yang lebih banyak daripada yang mungkin dilakukan oleh
individu. Faktor penyebabnya: lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses dan budaya.
Dalam organisasi modern keefektifan lebih banyak dilihat dari sudut sistem..
Dengan berfikir secara sistem maka berbagai dimensi efektivitas
(produktivitas, kepuasan, stabilitas, dan lain-lain) diupayakan
pencapainnya secara optimal sehingga organisasi memiliki kemampuan untuk
mempertahankan diri dan berkembang, baik secara intern maupun ekstern.
PENTINGNYA KEEFEKTIFAN ORGANISASI
Organisasi
dibentuk karena punya tujuan. Dengan tujuan maka organisasi menjadi
dinamis. Dalam kedinamisannya para manajer dan para analis organisasi
berupaya untuk membuat organisasinya lebih efektif.
Harjito (1995:p.16) mengemukakan bahwa organisasi selalu berusaha untuk mempu mempertahankan keberadaannya (existence)
dan berusaha untuk mengembangkan diri (develop). Untuk dapat
mempertahankan hal tersebut, sebagai kunci keberhasilan organisasi
adalah keefektifan.
C. PENGUKURAN KEEFEKTIFAN ORGANISASI
1. Kriteria Keefektifan
Charles
R. Milton (Muhyadi, 1989:p.281), mengemukakan bahwa kriteria
keefektifan organisasi dapat dilihat dari berbagai segi sehinga
diperoleh berbagai versi keefektifan.
Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya keefektifan makro dan mikro;
Dari segi jumlah variabel yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektivitas model variabel tunggal dan jamak;
Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya keefektifan statis dan dinamis
Dari segi tingkat generalisasinya dikenal adanya keefektifan terbatas dan umum.
Efisiensi (efficiency)
Konsep efisiensi didefinisikan sebagai angka perbandingan (ratio)
antara keluaran dan masukan. Dalam sebuah organisasi masukan diubah
menjadi keluaran melalui proses transformasi (siklus:
masukan-proses-keluaran).
Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan
sebagai kriteria efectivitas menunjuk kepada keberhasilan organisasi
memenuhi kebutuhan yang dirasakan oleh para anggota dan juga kepuasan
bagi para pemakai barang atau jasa yang dihasilkan..
Adaptasi (adaptiveness)
Kemampuan
adaptasi íalah kesanggupan organisasi melakukan perubahan sesuai dengan
tuntutan keadaan. Penyebab dilakukannya perubahan dapat berasal dari
luar (lingkungan) dan dapat pula dari dalam organisasi yang
bersangkutan. Dibandingkan dengan kriteria terdahulu (produksi,
efisiensi, dan kepuasan), konsep adaptasi lebih bersifat abstrak
Perkembangan (developmen).
Pengembangan
organisasi adalah kriteria yang menunjukkan kepada kemampuan organisasi
untuk memandang jauh ke depan dan melakukan investasi dalam rangka
mempertahankan hidup dan mengembangkan usaha organisasi.
Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran keefektifan Organisasi:
Pendekatan Tujuan (Goal Attainment)
Pendekatan
tujuan merupakan pendekatan yang paling lazim digunakan untuk menilai
dan melihat keefektifan organisasi. Keefektifan organisasi ditetapkan
sebagai pencapaian tujuan akhir organisasi. Dan hampir semua definisi
organisasi dalam kepustakaan dirumuskan bahwa pembentukan organisasi
adalah dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, ukuran
keberhasilan organisasi diukur dari kemampuan mencapai tujuan yang telah
ditargetkan. Yang termasuk kriteria pencapaian tujuan yang populer
adalah memaksimalkan keuntungan, memaksa musuh untuk menyerah,
memenangkan pertandingan olahraga, membuat pasien menjadi sembuh, dan
sebagainya.
Pendekatan teori sistem
Pendekatan
sistem dalam pengukuran keefektifan organisasi berfokus bukan pada
tujuan akhir tertentu, tetapi pada cara-cara yang dibutuhkan untuk
pencapaian tujuan akhir itu. Pendekatan sistem memandang keefektifan
organisasi sebagai kemampuan untuk memperoleh masukan, memproses
tersebut, menyalurkan keluaran, dan mempertahankan stabilitas dan
keseim-bangan di dalam sistem.
Pendekatan Sasaran (goal approach)
Pendekatan
sasaran dalam pengukuran keefektifan organisasi dimulai dengan
identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan
organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Dengan demikian pendekatan
ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan
sasaran yang hendak dicapinya.
Pendekatan Sumber (system resources approach)
Pendekatan
sumber mengukur keefektifan organisasi melalui keberhasilan dalam
mendapatkan berbagai jenis sumber yang dibutuhkan untuk memelihara
keandalan sistem organisasi agar bisa menjadi efektif. Sumber-sumber
yang ada dalam lingkungan sering kali bersifat langka dan bernilai
tinggi (mahal) sehingga keefektifan organisasi dapat dinyatakan sebagai
keberhasilan dalam memanfaatkan lingkungannya untuk memperoleh berbagai
jenis sumber yang bersifat langka, maupun yang nilainya tinggi itu.
Secara sederhana, keefektifan organisasi seringkali diukur dengan jumlah
ataupun kuantitas berbagai jenis sumber yang berhasil diperoleh dari
lingkungannya sehingga ia tetap hidup.
Pendekatan proses (internal proces approach)
Pendekatan
proses menganggap keefektifan organisasi sebagai efisiensi dan kondisi
(kesehatan) dari organisasi internal. Pada organisasi yang efektif
proses internal berjalan dengan lancar, karyawan bekerja dengan
kegembiraan serta kepuasan yang tinggi, kegiatan masing-masing bagian
terkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi. Pendekatan
ini tidak memperhatikan lingkungan organisasi, dan memuastkan perhatian
terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki
oleh organisasi, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan
organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar