Nama : M. Hadyan Herlambang
Nim : 041211233178
Evolusi Teori Organisasi
Ada
dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dan setiap dimensi
mempunyai perspektif yang saling bertentangan. Dimensi pertama
merefleksikan bahwa organisasi itu adalah sistem. Sebelum kurang lebih
tahun 1960, teori organisasi cenderung didomonasi oleh perspektif
tertutup. Organisasi-organisasi dipandang berdiri sendiri dan tertutup
dari lingkungannya. Akan tetapi mulai sekitar tahun 1960, teori
organisasi secara jelas mulai menerima perspektif sistem terbuka.
Analisis-analisis yang sebelumnya hanya berfokus kepada karakteristik
intern dari organisasi, kemudian berubah menjadi pendekatan yang
menekenken pentingnya organisasi memperhatikan peristiwa dan proses yang
terjadi di lingkungan ekstern.
Dimensi
yang kedua berhhubungan dengan hasil-hasil akhir dari struktur
organisasi. Perspektif rasional menyatakan bahwa struktur organisasi
dinyatakan dirasakan sebagai alat untuk mencapai tujuan – tujuan khusus
secara efektif. Sebaliknya, perspektif sosial menekankan bahwa strujtur
adalah hasil utama dari kekuaatan-kekuatan yang saling bertentangan dari
para pengikut organisasi yang mencari kekuasaan dan kendali.
Tabel 1.1 evolusi teori organisasi kontemporer
A. Teori Klasik Organisasi / Tipe 1 (Pada tahun 1900-1930)
Pada
tipe ini juga di kenal sebagai aliran klasik, sehingga pada dasarnya
masing-masing melihat organisasi sebagai system tertutup yang diciptakan
untuk mencapai tujuan dengan efisien. Pada tipe memang sangat di kenal
sebagai system yang tertutup bersifat rasional dan sangat mengutamakan
efisiensi dari sebuah organisasi.
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah
• Frederick taylor dengaan scientific managementnya
• Henry Fayol dengan Prinsip-Prinsip Organisasinya
• Max Weber dengan teori Birokrasinya
• Ralph Dawis dengan Perencaaan Rasionalnya
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah
• Frederick taylor dengaan scientific managementnya
• Henry Fayol dengan Prinsip-Prinsip Organisasinya
• Max Weber dengan teori Birokrasinya
• Ralph Dawis dengan Perencaaan Rasionalnya
B. Aliran Neoklasik / Tipe 2 (Pada Tahun 1930-1960)
Aliran
klasik memunculkan banyak pertentangan, dan yang paling menonjol ialah
anggapan aliran klasik bahwa manusia itu tidak berubah dalam berbagai
kondisi organisasi ataupun keadaan bekerja. Namun pada praktiknya, hal
yang muncul justru bertentangan dengan pernyataan tersebut, hingga
akhirnya memunculkan pertanyaan “mengapa orang berperilaku berbeda dalam
setting organisasi yang berbeda?”. Dengan berpegang pada teori
sosiologi dan psikologi sosial, para teoritikus membangun teori kedua
ini.
Para
teoritikus tipe 2 berasumsi dibawah sistem tertutup namun menekankan
hubungan informal dan motivasi–motivasi non ekonomis yang beroperasi
dibawah organisasi. Manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan
yang formal dan sebagainya, namun diciptakan pula hubungan status, norma
dan persahabatan informal yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
sosial para anggota organisasi.
Tema
utama diantara para teoritikus tipe 2 adalah pengakuan mengenai sifat
sosial dan organisasi. Teoritikus – teoritikus tersebut, yang sering
kali disebut sebagai yang membentuk aliran hubungan antara manusia
(human relation school)
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah
• Elton mayor dengan kajian hawthornenya
• Chester Bernard dengan system Kerjasamanya
• Douglas McGregog dengan Teory X- dan Teori Ynya
• Warren Bennis dengan Matinya Birokrasi
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah
• Elton mayor dengan kajian hawthornenya
• Chester Bernard dengan system Kerjasamanya
• Douglas McGregog dengan Teory X- dan Teori Ynya
• Warren Bennis dengan Matinya Birokrasi
C. Aliran kontingensi modern / Tipe 3 (Pada Tahun 1960-1975)
Inti dari teori kontingensi ini ialah :
1. Suatu organisasi harus berhubungan dengan lingkungannya.
2. Organisasi yg efektif adalah jika struktur. organisasinya mampu menyesuaikan dengan karakteristik lingkungannya.
3. Adaptabilitas dan fleksibilitas dalam proses pengambilan keputusan.
Pada
teoritikus tipe 3, organisasi dilihat sebagai alat untuk mencapai
tujuan. mereka berkonsentrasi pada sasaran, teknologi, dan
ketidakpastian lingkungan sebagai variabel-variabel kontingensi utama
yang menentukan struktur yang tepat yang seharusnya berlaku bagi
organisasi.
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah :
• Herbert Simon dengan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsipnya
• Katz dan Kahn Dengan Perspektif Lingkungannya
• Kelompok Aston dengan Besaran Organisasinya
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah :
• Herbert Simon dengan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsipnya
• Katz dan Kahn Dengan Perspektif Lingkungannya
• Kelompok Aston dengan Besaran Organisasinya
D. Aliran Post Modern Tipe 4 / (Pada Tahun 1975- Sekarang)
Tipe
ini merupakan yipe yang paling terbaru dan mutakhir tentang organisasi
yang pada dasarnya yang memusatkan perhatian pada sifat politis
organisasi. Pada tipe ini seperti tipe sebelumnya sudah menganut sisem
terbuka. March dan Simon menentang gagasan klasik mengenai yang rasional
ataupun optimum. Mereka mengusulkan model organisasi itu di ubah model
yang sangat berbeda dari pandangan sistem kerja sama yang rasional.
Artinya model ini sudah sangat mengacu pada aspek social.
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah :
• Organisasi Pfeffer sebagai Arena politik
Adapun para pakar yang mempunyai sumbangan yang besar dalam teori ini adalah :
• Organisasi Pfeffer sebagai Arena politik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar