Minggu, 16 Maret 2014

Ni Putu Nina Aristina
041211233109
Kelas J


KEEFEKTIFAN ORGANISASI


Teori organisasi memberikan jawaban atas pertanyaan tentang apa yang membuat organisasi efektif. Yaitu ada pada struktur organisasi yang tepat. Keefektifan didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Jika ada sesuatu yang dicari oleh sebuah organisasi untuk dikerjakan, maka itu adalah upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun, kelangsungan hidup organisasi bukan berarti organisasi tersebut seperti manusia yang bisa mati, melainkan organisasi dibuat kembali. Mereka bergabung, mengadakan reorganisasi, melepaskan bagian-bagian tertentu, atau masuk ke dalam wilayah kegiatan yang sama sekali baru.
Keefektifan sebuah organisasi tidak bisa hanya dilihat dari satu aspek saja. Ada sekitar 30 kriteria tentang keefektifan organisasi yang diambil dari buku John P. Campbell, “On the Nature of Organizational Effectiveness”. Namun, ketigapuluh kriteria tersebut tidak semuanya relevan bagi semua organisasi, dan pasti beberapa diantaranya lebih penting dibandingkan yang lain karena struktur organisasi satu dengan yang lain belum tentu sama. Maka keefektifan organisasi tidak mempunyai definisi yang operasional.
Ada beberapa pendekatan tentang keefektifan organisasi
  1. Pendekatan pencapaian tujuan
Pendekatan pencapaian tujuan menyatakan bahwa keefektifan sebuah organisasi harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan daripada cara untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsikan bahwa organisasi adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan.
  1. Pendekatan Sistem
Dalam pendekatan system, tujuan akhir tidak diabaikan, namun hanya dipandang sebagai satu elemen di dalam kumpulan kriteria yang lebih kompleks. Model-model system menekankan kriteria yang akan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi seperti kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya. Pendekatan system mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika terdapat kesalahan pada salah satu sub, maka hal tersebut akan berdampak pada keseluruhan system. Para manajer yang menggunakan pendekatan ini cenderung kurang mementingkan hasil yang cepat. Mereka kemungkinan besar tidak akan mengambil keputusan yang membuat perusahaan tampak sehat dalam jangka pendek namun sangat berisiko dalam jangka panjang.
  1. Pendekatan Konstituensi-Strategis
Pendekatan kosntituensi strategis mengemukakan bahwa organisasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan organisasi tersebut yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. Dalam pendekatan ini, organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian tentang sejauh mana keberhasilan sebuah organisasi dalam memenuhi tuntutan konstiuensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat bergantung organisasi tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa depan.


  1. Pendekatan Nilai-Nilai Bersaing
Tema yang mendasari pendekatan nilai-nilai bersaing adalah bahwa kriteria yang dinilai dan digunakan dalam menilai keefektifan organisasi bergantung kepada siapa sebennarnya anda dan siapa yang anda wakili. Nilai-nilai bersaing mengakui bahwa kriteria majemuk dan kepentingan yang saling bertentangan mendasari setiap usaha dalam menentukan dan menilai keefektifan organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar