Minggu, 16 Maret 2014

TEORI ORGANISASI
“KEBERHASILAN ORGANISASI”




DIAN ANGGRAENI
041211231244


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014



Tolak Ukur Keberhasilan Organisasi
Menurut Nanang Fattah (1996) organisasi mempunyai 2 pengertian umum, yaitu organisasi sebagai suatu lembaga atau kelompok funsional, misalnya perusahaan, sekolah, perkumpulan-perkumpulan kemasyarakatan dan badan-badan pemerintahan.
Kedua, arti organisasi merujuk kepada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan di antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat dicapai secara efektif. Dalam hal ini, organisasi diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem kerjasama itu menngatur secara jelas, siapa memiliki kewenangan apa dan mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa atau siapa mempertanggungjawaban apa kepada siapa, bagaimana arus komunikasi yang ditetapkan, serta memfokuskan optimalnya semua komponen yang ada (SDM maupun SDA) untuk kepentingan tercapainya tujuannya.
Karakteristik kerjasama yang terdapat dalam suatu organisasi dapat dilihat antara lain;
1) adanya komunikasi yang bersifat khusus antar-orang yang bekerjasama;
2) individu setiap anggota memiliki kemampuan untuk bekerjasama; dan
3) kerjasama itu dibangun untuk mencapai satu tujuan bersama dan hal itu diketahui oleh individu yang ada dalam organisasi itu. Pendapat ini, sejalan dengan pernyataan Bernad (1976) bahwa organisasi mengandung tiga elemen, yaitu kemampuan untuk bekerjasama, adanya tujuan yang ingin dicapai secara bersama, dan komunikasi.





BUDAYA ORGANISASI MENUJU KEBERHASILAN ORGANISASI
Ada 2 faktor yang menjadikan budaya organisasi kuat :
  1. Penyebaran nilai-nilai budaya; dan
  2. Tingkat komitmen anggota organisai terhadap inti dari nilai yang ada
Pada hakikatnya penyebaran nilai-nilai budaya ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya manusia yang ada di organisasi mengetahui Secara jelas apa nilai-nilai yang terkandung di dalam budaya organisasinya.  Selain manfaat yang dapat diperoleh secara individu, budaya organisasi pun memiliki kontribusi bagi organisasinya sendiri. Diantaranya adalah :
  1. Sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ruang lingkup keiatan intern organisasi. Seperti : tata tertib, administrasi, hubungan antar bagian, pengahargaan terhadap prestasi anggota, penilaian kerja dan lain sebagainya.
  2. Untuk menunjukkan pada pihak eksternal mengenai keberadaan organisasi dan ciri khas yang dimiliki, ditengah-tengah organisasi-organisasi yanga da di masyarakat.
  3. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan organisasi.
  4. Dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan para anggota (sumber daya manusia yang ada) dengan dukungan penuh dari seluruh anggota organisasi.
Dari uraian diatas manfaat yang dapat diperoleh baik individu maupun organisasi tentang budaya organisasi menjadi penting bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas organisasi.
Efektivitas
Menurut Stephen  P. Robbins efektivitas organisasi di pengaruhi oleh empat variabel :
  1. organization’s culture
  2. Strategi
  3. Environment (lingkungan)
  4. Technology
Ke empat variabel tersebut perlu di bentuk   
Ada 2 tipe budaya yang dibentuk dari keragaman latar belakang ini yaitu :
  1. Diminant culture
  2. Subculture (susanto, 1997:31)
Budaya dominan
Diartikan sebagai gambaran dari core values (inti dari nilai-nilai yang ada dan diterima oleh seluruh anggota yang dianut dan merupakan kontribusi nilai-nilai dari sebagian besar anggota organisasi).
Contoh : budaya dominan perusahaan MC Donald “Quality Service and Cleanliness”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar