TUGAS TEORI ORGANISASI
M. HADYAN HERLAMBANG
041211233178
KEEFEKTIFAN ORGANISASI
Keefektifan Organisasi
- PENGERTIAN EFEKTIFITAS ORGANISASI
Menurut
Soekarno K. (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan atau hasil
dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya,
fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini
berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah
semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian
efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian tujuan atau hasil yang
dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara bersama-sama.
Keefektifan organisasi dapat didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian
organisasi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
- PENDEKATAN-PENDEKATAN KEEFEKTIFAN ORGANISASI
- Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach)
Pendekatan
pencapaian tujuan mengasumsi bahwa organisasi adalah kesatuan yang
dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan. Oleh karena itu,
pencapaian tujuan yang berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang
keefektifan. Namun demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran
yang sah dalam mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga
harus diperhatikan. Pertama, organisasi harus mempunyai tujuan akhir.
Kedua, tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan
baik agar dapat dimengerti. Ketiga, tujuan-tujuan tersebut harus
sedikit saja agar mudah dikelola. Keempat, harus ada consensus atau
kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.
- Pendekatan Sistem (system approach)
Pendekatan
system terhadap efektifitas organisasi mengimplikasikan bahwa
organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika
slah satu sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul
dampak yang negative terhadap performa keseluruhan system. Keefektifan
membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi
lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan
yang baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat
buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk
mengacaukan operasi organisasi yang stabil.
Kekurangan
yang paling menonjol dari pendekatan system adalah hubungannya dengan
pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang benar-benar penting.
Keunggulan akhir dari pendekatan system adalah kemampuannya untuk
diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat diukur.
- Pendekatan Konstituen-Strategis (strategic-constituencies approach)
Pendekatan
konstituensi-strategis memandang organisasi secara berbeda. Organisasi
diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang
berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks
ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian tentang sejauh mana
keberhasilan sebuah organisasi dalam memenuhi tuntutan konstituensi
kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat bergantung organisasi
tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa depan.
Kekurangan
dari pendekatan ini adalah dalam praktik, tugas untuk memisahkan
konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar mudah untuk
diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan. Karena lingkungan berubah
dengan cepat, apa yang kemarin kritis bagi organisasi mungkin tidak lagi
untuk hari ini. Dengan mengoperasikan pendekatan konstituensi
strategis, para manajer mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin
mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah kelompok yang kekuasaannya
dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi secara nyata.
- Pendekatan Nilai-nilai Bersaing (Competing-values approach)
Nilai-nilai
bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya pengakuan
tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan tersebut
mengasumsikan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Pendekatan
tersebut mengasumsikan bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat
dikonsolidasikan dan diorganisasi. Pendekatan nilai-nilai bersaing
mengatakan bahwa ada elemen umum yang mendasari setiap daftar criteria
Efektifitas Organisasi yang komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat
dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar
mengenahi nilai-nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu
membentuk sebuah model keefektifan yang unik.
- Konsep Keefektifan Organisasi
James L. Gibson (1993), memandang konsep keefektifan organisasi dari tiga perpektif, yaitu :
- Keefektifan Individu
Pandangan
keefektifan individu menempati tingkat yang paling dasar dalam konteks
keefektifan organisasi, karena diasumsikan bila tiap anggota organisasi
melakukan tugas pekerjaannya dengan efektif, maka keefektifan organisasi
secara keseluruhan akan timbul. Pandangan dari segi individu menekankan
kinerja karyawan atau anggota tertentu dari organisasi. Tugas yang
harus dilaksanakan biasanya ditetapkan sebagai bagian dari pekerjaan
atau posisi dalam organisasi.Kinerja individu dinilai secara rutin lewat
proses evaluasi hasil karya yang merupakan dasar bagi kenaikan gaji,
promosi, dan imbalan lain yang tersedia dalam organisasi. Penyebabnya
ditentukan berbagai faktor, antara lain: keterampilan, pengetahuan,
kecakapan, sikap, motivasi, dan stres.
- Keefektifan Kelompok
Orang
di dalam organisasi jarang bekerja sendirian melainkan bekerja sama
dengan orang lain (kelompok). Jadi, selain pandangan keefektifan
individu, terdapat pula pandangan keefektifan dari segi kelompok.Dalam
beberapa hal, keefektifan kelompok adalah jumlah kontribusi dari semua
anggotanya. Misalnya, bagi kelompok ilmuawan mengerjakan proyek-proyek
individual, yang tidak saling berhubungan, maka besarnya keefektivan
sama dengan jumlah keefektifan dari tiap-tiap individu. Dalam beberapa
hal lain, keefektifan kelompok adalah lebih besar dari jumlah kontribusi
tiap-tiap individu. Contoh semacam itu adalah lini perakitan yang
menghasilkan produk jadi sebagai hasil sumbangan khusus, tetapi
kumulatif dari kontribusi tiap-tiap individu. Penyebabnya antara lain:
kekompakan, kepemimpinan, struktur, status, peran dan norma.
- Keefektifan Organisasi
Organisasi
terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok. Karena itu
keefektifan organisasi terdiri dari keefektifan individu dan kelompok.
Namun demikian, keefektifan organisasi adalah lebih banyak dari jumlah
keefektifan individu dan kelompok; lewat pengaruh sinergi (kerja sama),
organisasi mampu mendapatkan hasil karya yang lebih tinggi tingkatnya
daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya. Sebenarnya, alasan bagi
organisasi sebagai alat untuk melaksanakan pekerjaan masyarakat adalah
bahwa organisasi itu dapat melakukan pekerjaan yang lebih banyak
daripada yang mungkin dilakukan oleh individu. Faktor penyebabnya:
lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses dan budaya.
- Aspek yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur keefektifan organisasi adalah:
1) Produktivitas, 2) Efisiensi, 3) Kepuasan, 4) Kemampuan adaptasi, dan 5) Pengembangan organisasi.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan organisasi yaitu:
1) Karakteristik organisasi, 2) Karakteristik lingkungan, 3) Faktor kerja, dan 4) Faktor kebijakan dan praktik manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar